Elegi.. Nyanyian Sendu.. Madah sukur dan pujian dari Balik Gunung Mbah Ham..
Oleh Wilson Hegemur
Hari Rabu 06 Agustus 2025, dengan didampingi Sekretaris Majelis (MRPB), Saudara Ferdinan Pihiwi, S.Sos, M.Si, saya melakukan Tatap muka dan Dialog dengan Komunitas Sanggar Seni budaya "Nggehum Tiri" di Kota Fakfak.
Sanggar ini baru didirikan pada tahun 2024 dan saat ini masih dlm masa perintisan yg berat... penuh pergumulan dan tantangan, oleh karnanya membutuhkan perhatian dan uluran tangan para pemerhati seni budaya asli Fakfak..
Dalam sesi Dialog, kawan2 pengurus Sanggar menjelaskan beberapa hal, mulai dari arti nama "Nggehum Tiri" yang dipakai sbagai nama sanggar mereka, Latar belakang dan Motivasi para inisiator, cukupan fokus kegiatan Sanggar serta kebutuhan dan rencana pengembangan Sanggar..
Saya merumus penjelasan tentang Nggehum Tiri itu sebagai berikut :
Bahwa Nggehum itu adalah sebutan nama salah satu alat musik tradisional suku Mbah Ham Fakfak, yaitu sejenis alat musik tiup yang dibuat dari bilah bambu pilihan dan seutas benang dari tali pintalan sebagai senar, yang diikat pada ujung bilah, dan dimainkan dgn cara meniup senar tersebut sambil ditarik-tarik dengan irama dan tempo tertentu sehigga menimbulkan bunyi yag khas dan suara nyanyian lembut mendayu-dayu menggambarkan tema perasaan yang dalam..
Kemudian.. pengertian kata "Tiri".
(sebenarnya Sy lebih suka menuliskannya dengan huruf "r" ganda...menjadi "Tirri" utk menunjukan perbedaan dan menghindari salah tafsir atas pengertian kata "Tiri" dalam istilah bahasa indonesia (KBBI) yang merujuk pada hubungan yang tercipta akibat pernikahan sang ayah atau sang ibu dengan seseorang wanita lain atau pria lain yang bukan orang tua kandung dari anak_anak hasil pernikahan sebelumnya.
Nah pengertian kata "Tirri" dalam bahasa lokal (iha magh atau nemeih magh), artinya adalah 'Gunung' atau 'Pegunungan' atau bisa difahami sebagai "Dataran" atau "Jazirah" atau "negeri.
Dengan demikian dalam konteks ini Sanggar Nggehum Tiri, bisa diartikan sebagai Wahana pelestarian seni budaya yang menggemakan Elegi.. Nyanyian sendu. dan Madah pujian berbasis tradisi dan bahasa_bahasa lokal Suku Mbaha Ham Fakfak...
Dalam arahan, saya juga menyampaikan..
Bahwa Pelestarian adat istiadat, seni dan budaya suku Mbah Ham adalah tanggung jawab kita smua komponen masyarakat yang ada di Kabupaten Fakfak..
Oleh karena itu kehadiran sanggar_sanggar yang ada maupun komunitas praktisi seni budaya, atau pemerhati seni budaya, sama_sama memiliki tanggung jawab moral untuk melestarikan zeni budaya daerah kita... tidak dalam persepsi bersaing.. namun berpacu dan berlomba dalam kebajikan, menggali, melestarikan dan mempromosikan jati diri budaya Suku Mbah Ham dengan segala bunga rampai dan local wisdom yang dimilikinya..
Dalam.kesempatan itu, Saudara Seklis juga memberikan pandangan dan beberapa catatan nostalgia. Dalam lingkup pengalamannya ketika menjabat Kepala Dinas Pariwisata & ekonomi..
Seklis meberikan paparan yang menarik, menjadi inspirasi dan motivasi bagi segenap komunitas Sanggar seni budaya Nggehum Tiri, agar bersemangat dan terus bergerak menjalankan berbagai upaya menggali kembali, melestarikan dan mempromosikan seni budaya daerah...
0 Komentar